Di tengah kelesuan dan keterpurukan ekonomi nasional, datanglah
sebuah sistem bisnis yang banyak menjanjikan dan keberhasilan serta
menawarkan kekayaan dalam waktu singkat.
Sistem ini kemudian dikenal dengan istilah Multi Level Marketing
(MLM) atau Networking Marketing. Banyak orang yang bergabung kedalamnya,
baik dari kalangan orang-orang awam ataupun dari kalangan penuntut
ilmu, bahkan dari berita yang sampai kepada kami ada sebagian pondok
pesantren yang mengembangkan sistem ini untuk pengembangan usaha
pesantren.
Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah bisnis dengan model semacam
ini diperbolehkan secara syar’i ataukah tidak? Sebuah permasalahan yang
tidak mudah untuk menjawabnya, karena ini adalah masalah aktual yang
belum pernah disebutkan secara langsung dalam litelatur para ulama’
kita.
Namun alhamdulillah Allah telah menyempurnakan syari’at islam ini
untuk bisa menjawab semua permasalahan yang akan terjadi sampai besok
hari kiamat dengan berbagai nash dan kaedah-kaedah umum tentang masalah
bisnis dan ekonomi.
Oleh karena itu dengan memohon petunjuk pada Allah, semoga tatkala
tangan ini menulis dan akal berfikir, semoga Allah mencurahkan cahaya
kebenaran- Nya dan menjauhkan dari segala tipu daya syaithan. Wallahul
Muwaffiq
Kaedah Penting Bagi Pelaku Bisnis
Ada
dua kaedah yang sangat penting untuk bisa memahami hampir seluruh
permasalahan yang berhubungan dengan hukum islam, sebagaimana dikatakan
Ibnul Qayyim Rahimahullah “Pada dasarnya semua ibadah hukumnya haram
kecuali kalau ada dalil yang memerintahkannya, sedangkan asal dari hukum
transaksi dan mu’amalah adalah halal kecuali kalau ada dalil yang
melarangnya”. (Lihat I’lamul Muwaqi’in 1/344).
Oleh
karena itu apapun nama dan model bisnis tersebut pada dasarnya dihukumi
halal selagi dilakukan atas dasar sukarela dan tidak mengandung salah
satu unsur keharaman, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Dan Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah: 275) Juga
firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
perniagaan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu”. (QS.
An-Nisaa: 29)
Adapun hal-hal yang bisa membuat sebuah transaksi bisnis menjadi haram adalah :
- Riba;
- Ghoror (Adanya Spekulasi yang tinggi) dan jahalah (adanya sesuatu yang tidak jelas);
- Penipuan;
- Perjudian atau adu nasib;
- Kedhaliman;
- Yang dijual adalah barang haram.
Sekilas Tentang MLM
Pengertian MLM
Secara
umum Multi Level Marketing adalah suatu metode bisnis alternatif yang
berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui
banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline
(tingkat atas) dan Downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline
jika mempunyai Downline. Inti dari bisnis MLM ini digerakkan dengan
jaringan ini, baik yang bersifat vertikal atas bawah maupun horizontal
kiri kanan ataupun gabungan antara keduanya. (Lihat All About MLM oleh
Benny Santoso hal: 28, Hukum Syara MLM oleh hafidl Abdur Rohman, MA)
Sistem Kerja MLM
Secara
global sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah
yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari
perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun secara terperinci bisnis
MLM dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produk perusahaan dengan harga tertentu.
- Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.
- Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
- Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
- Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus mennjadi konsumen paket produk perusahaan.
- Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen paker produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan seterusnya akan selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.
Kesimpulannya,
memang ada sedikit perbedaan pada sistem setiap perusahaan MLM, namun
semuanya berinti pada mencari anggota lainnya, semakin banyak anggotanya
semakin banyak bonus yang diperolehnya.
Hukum Syar’i Bisnis MLM
Beragamnya
bentuk bisnis MLM membuat sulit untuk menghukumi secara umum, namun ada
beberapa sistem MLM yang jelas keharamannya, yaitu menggunakan sistem
sebagai berikut :
- Menjual barang-barang yang diperjualbelikan dalam sistem MLM dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga wajar, maka hukumnya haram karena secara tidak langsung pihak perusahaan teah menambahkan harga yang dibebankan kepada pihak pembeli sebagi sharing modal dalam akad syirkah mengingat pembeli sekaligus akan menjadi member perusahaan yang apabila ia ikut memasarkan akan mendapat keuntungan estafet. Dengan demikian praktek perdagangan MLM mengandung unsur kesamaran atau penipuan karena terjadi kekaburan antara akad jual beli, syirkah dan mudlarabah, karena pihak pembeli sesudah menjadi member juga berfungsi sebagai pekerja yang akan memasarkan produk perusahaan kepada calon pembeli atau member baru. ( Lihat Fiqh Indonesia Himpunan Fatwa MUI DKI Jakarta hal: 288 )
- Calon anggota mendaftar keperusahaan MLM dengan membayar uang tertentu, dengan ketentuan dia harus membeli produk perusahaan baik untuk dijual lagi atau tidak dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk bisa mendapatkan point atau bonus. Dan apabila tidak bis a mencapai target tersebut maka keanggotaannya akan dicabut dan uangnya pun hangus. Ini diharamkan karena unsur ghoror (spekulasi) nya sangat jelas dan ada unsur kedhaliman terhadap anggota.
- Calon anggota mendaftar dengan membayar uang tertentu, tapi tidak ada keharusan untuk membeli atau menjual produk perusahaan, dia hanya berkewajiban mencari anggota baru dengan cara seperti diatas, yakni membayar uang pendaftaran. Semakin banyak anggota maka akan semakin banyak bonusnya. Ini adalah bentuk riba karena menaruh uang diperusahaan tersebut kemudian mendapatkan hasil yan lebih banyak.
- Mirip dengan yang sebelumnya yaitu perusahaan MLM yang melakukan kegiatan menjaring dana dari masyarakat untuk menanamkan modal disitu dengan janji akan diberikan bunga dan bonus dari modalnya. Ini adalah haram karena ada unsur riba.
- Perusahaan MLM yang melakukan manipulasi dalam memperdagangkan produknya, atau memaksa pembeli untuk mengkonsumsi produknya atau yang dijual adalah barang haram. Maka MLM tersebut jelas keharamannya. Namun ini tidak cuma ada pada sebagian MLM tapi bisa juga pada bisnis model lainnya.
Kalau
ada yang bertanya “Okelah , kita sepakat bahwa MLM dengan beberapa
model diatas telah jelas keharamannya, namun bagaimana sebenarnya hukum
MLM secara umum ?.
Saya
paparkan disini keterangan dari Syaikh Salim Al-Hilali Hafidzahullah.
Beliau berkata : ” Banyak pertanyaan seputar bisnis yang banyak diminati
oleh khalayak ramai. Yang secara umum gambarannya adalah mengikuti pola
piramida dalam sistem pemasaran, dengan cara setiap anggota harus
mencari anggota- anggota baru dan demikian seterus selanjutnya. Setiap
anggota membayar uang pada perusahaan dengan jumlah tertentu dengan
imingiming dapat bonus, semakin banyak anggota dan memasarkan produknya
maka akan semakin banyak bonus yang dijanjikan. Sebenarnya kebanyakan
anggota MLM ikut bergabung dalam perusahaan tersebut adalah karena
adanya iming-iming bonus tersebut dengan harapan agar cepat kaya dalam
waktu yang sesingkat mungkin dan bukan karena dia membutuhkan produknya.
Bisnis model ini adalah perjudian murni, karena beberapa sebab berikut,
yaitu:
- Sebenarnya anggota MLM ini tidak menginginkan produknya, akan tetapi tujuan utama mereka adalah penghasilan dan kekayaan yang banyak lagi cepat yang akan diperoleh setiap anggota hanya dengan membayar sedikit uang.
- Harga produk yang dibeli sebenarnya tidka sampai 30% dari uang yang dibayarkan pada perusahaan MLM.
- Bahwa produk ini bisa dipindahkan oleh semua orang dengan biaya yang sangat ringan, dengan cara mengakses dari situs perusahaan MLM ini dijaringan internet.
- Bahwa perusahaan meminta para anggotanya untuk memperbaharui keanggotaannya setiap tahun dengan di iming-imingi berbagai program baru yang akan diberikan pada mereka.
- Tujuan perusahaan adalah membangun jaringan personil secara estafet dan berkesinambungan. Yang mana ini akan menguntungkan anggota yang berada pada level atas (Upline) sedangkan level bawah (downline) selalu memberikan nilai point pada yang berada dilevel atas mereka.
Berdasarkan ini semua, maka sistem bisnis semacam ini tidak diragukan lagi keharamannya karena beberapa sebab yaitu :
- Ini adalah penipuan dan manipulasi terhadap anggota.
- Produk MLM ini bukanlah tujuan yang sebenarnya. Produk ini hanya bertujuan untuk mendapat izin dalam undang-undang dan hukum syar’i
- Banyak dari kalangan pakar ekonom dunia sampai pun orang-orang non muslim meyakini bahwa jaringan piramida ini adalah sebuah permainan dan penipuan, oleh karena itu mereka melarangnya karena bisa membahayakan perekonomian nasional baik bagi kalangan individu maupun bagi masyarakat umum. Berdasarkan ini semua, tatkala kita mengetahui bahwa hukum syar’I didasarkan pada maksud dan hakekatnya serta bukan sekedar polesan luarnya, maka perubahan nama sesuatu yang haram akan semakin menambah bahayanya karena ini berarti terjadi penipuan terhadap Allah dan Rasul-Nya3 , oleh karena itu sistem bisnis semacam ini adalah haram dalam pandangan syar’I. Kalau ada yang bertanya : “Bahwasanya bisnis ini bermanfaat bagi sebagian orang” Jawabannya : “Adanya manfaat pada sebagian orang tidak bisa menghilangkan keharamannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah : Pada keduanya itu terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya” (QS Al-Baqarah:219)
Tatkala
bahaya dari khamr dan perjudian itu lebih banyakdaripada manfaatnya,
maka keduanya dengan sangat tegas diharamkan. Kesimpulannya, bisnis ini
adalah memakan harta manusia dengan cara yang bathil, juga merupakan
bentuk spekulasi dan spekulasi adalah bentuk perjudian”
(http://www.alhelaly.com , bagian soal jawab)
Fatwa Tentang MLM
Berikut
ini adalah teks fatwa Markaz Imam Al-albani bertanggal 26 Sya’ban 1424H
yang ditanda tangani oleh para masyaikh Yordania murid-murid Imam
Al-Albani, yaitu Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr, Salim bin ‘Id Al-
Hilali, Ali bin Hasan Al-Halabi, Masyhur bin Hasan Alu Salman. Berikut
teks fatwa mereka.
“Banyak
pertanyaan yang datang kepada kami dari berbagai penjuru tentang hukum
bergabung dengan PT. Bisnis dan perusahaan modern semisalnya yang
menggunakan sistem piramida. Yang mana bisnis ini secara umum dijalankan
dengan cara menjual produk tertentu serta membayar uang dalam jumlah
tertentu tiap tahun untuk bisa tetap menjadi anggotanya. Yang mana
karena dia telah mempromosikan sistem bisnis ini maka kemudian pihak
perusahaan akan memberikan uang dalam jumlah tertentu yang terus
bertambah sesuai denga hasil penjualan produk dan perekrutan anggota
baru.
Jawab:
Bergabung
menjadi anggota PT. Semacam ini untuk mempromosikannya yang selalu
terkait dengan pembayaran uang dengan menunggu bisa merekrut anggota
baru serta masuk dalam sistem bisnis piramida ini hukumnya HARAM, karena
seorang anggota jelas-jelas telah membayar uang tertentu demi
memperoleh uang yang masih belum jelas dalam jumlah yang lebih besar.
Dan ini tidak bisa diperoleh melainkan secara kebetulan ia sedang
bernasib baik, yang mana sebenarnya tidak mampu diusahakan oleh
sianggota tersebut. Ini adalah murni sebuah bentuk perjudian berdasarkan
kaedah para ulama’.
Wallahu Al-Muwaffiq
Wallahu Al-Muwaffiq
Amman al-Balqo’ Yordania
26 Sya’ban 1424H
26 Sya’ban 1424H
Penutup
Inilah
analisis fiqih tentang fenomena bisnis MLM. Namun tetap kami katakan
bahwa jika ada salah satu perusahaan MLM yang selamat dari pelanggaran
syar’i yang kami sebutkan diatas, maka hukumnya kembali pada
kehalalannya karena memang pada dasarnya semua mu’amalah hukumnya halal
kecuali kalau ada sisi yang mengharamkannya. Akan tetapi ada sebuah
tanda tanya besar: “Adakah MLM yang seperti itu?” kami tunggu jawabannya
dari para pelaku bisnis MLM. Akhirnya semoga Allah Ta’ala menjauhkan
diri kita dan keluarga kita serta segenap ummat Islam dari melakukan
sesuatu yang haram serta semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan rizqi
yang halalan thayyiban.
Wallahu A’lam Bishowab.
Wallahu A’lam Bishowab.
Sampaikanlah Walau Satu Ayat...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar